Senin, 03 Oktober 2016

STRING MATCHING

Pengertian

Algoritma pencarian string atau sering disebut juga string matching adalah algoritma untuk melakukan pencarian semua kemunculan string  pendek dan dan panjang, untuk string yang pendek disebut pattern dan  string yang lebih panjang disebut teks.


string pendek   =  Description: pattern[0..n-1]

string panjang  = Description: teks[0..m-1]

Algoritma pencarian string ini dapat juga diklasifikasikan menjadi 3 bagian menurut arah pencariannya ,berikut ini adalah  algoritma yang termasuk dalam algoritma ini.
  • Dari arah yang paling alami yaitu dari kiri ke kanan, yang merupakan arah untuk membaca, algoritma yang termasuk kategori ini adalah:
    1. Algoritma Brute Force.
    2. Algoritma dari Morris dan Pratt, yang kemudian dikembangkan oleh Knuth, Morris, dan Pratt
  • Kategori kedua yaitu dari arah kanan ke kiri, arah yang biasanya menghasilkan hasil terbaik secara praktikal, contohnya adalah:
    1. Algoritma dari Boyer dan Moore, yang kemudian banyak dikembangkan, menjadi Algoritma turbo Boyer-Moore, Algoritma tuned Boyer-Moore, dan Algoritma Zhu-Takaoka
  • Dan kategori terakhir yaitu adalah dari arah yang ditentukan secara spesifik oleh algoritma tersebut, arah ini menghasilkan hasil terbaik secara teoritis, algoritma yang termasuk kategori ini adalah:
    1. Algoritma Colussi
    2. Algoritma Crochemore-Perrin
Persoalan pencarian string
  1. teks (text), yaitu (long) string yang panjangnya n karakter
  2. pattern, yaitu string dengan panjang m karakter (m < n) yang akan dicari dalam teks.
Carilah lokasi pertama di dalam teks yang bersesuaian dengan pattern.

Contoh 1:
          Pattern: hari
          Teks:  kami pulang hari kamis
                                             target

Contoh 2:
          Pattern: not
          Teks : nobody noticed him
                                      target
Contoh 3:
          Pattern: apa
          Teks :    Siapa yang menjemput Papa dari kota Balikpapan?

Algoritma Brute Force

Contoh 4:
Teks : nobody noticed him
Pattern: not
                               
    nobody noticed him
s=0   not
s=1    not
s=2     not
s=3      not
s=4       not
s=5        not
s=6         not
s=7          not

Contoh 5:
Teks:     10010101001011110101010001
Pattern:  001011
    10010101001011110101010001
s=0 001011
s=1  001011
s=2   001011
s=3    001011
s=4     001011
s=5      001011
s=6       001011
s=7        001011
s=8         001011

Kompleksitas algoritma brute-force:

          Kompleksitas kasus terbaik adalah O(n).
          Kasus terbaik terjadi jika yaitu bila karakter pertama pattern P tidak pernah sama dengan karakter teks T yang dicocokkan
          Pada kasus ini, jumlah perbandingan yang dilakukan paling banyak n kali misalnya:

          Teks:  String ini berakhir dengan zz
          Pattern: zz

          Kasus terburuk: m(nm + 1) = O(mn)

          Teks:    aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaab
          Pattern: aaaab

Algoritma Knuth-Morris-Pratt (KMP)
          Dikembangkan oleh D. E. Knuth, bersama-sama dengan J. H. Morris dan V. R. Pratt.
          Pada algoritma brute force, setiap kali ditemukan ketidakcocokan pattern dengan teks, maka pattern digeser satu karakter ke kanan.
          Sedangkan pada algoritma KMP, kita memelihara informasi yang digunakan untuk melakukan jumlah pergeseran. Algoritma menggunakan informasi tersebut untuk membuat pergeseran yang lebih jauh, tidak hanya satu karakter seperti pada algoritma brute force.

              123456789…       
Teks:      bimbingan belajar atau bimbel
Pattern:  bimbel
                          ­
                               j = 5        
              123456789…     
Teks:     bimbingan belajar atau bimbel
Pattern:     bimbel
                           ­
                  j = 2             
Definisi :
          Misalkan A adalah alfabet dan x = x1x2xk  adalah string yang panjangnya k yang dibentuk dari karakter-karakter di dalam alfabet A.
          Awalan (prefix) dari x adalah upa-string (substring) u dengan
                               
          u = x1x2xk – 1 , k Î {1, 2, …, k – 1} 
                   dengan kata lain, x diawali dengan u.
          Akhiran (suffix) dari x adalah upa-string (substring) u dengan
               
          u = xkb xkb + 1xk , k Î {1, 2, …, k – 1} 
dengan kata lain, x di akhiri dengan v.
          Pinggiran (border) dari x adalah upa-string r sedemikian sehingga
          r = x1x2xk – 1 dan
         u = xkb xkb + 1xk ,
                                                 k Î {1, 2, …, k – 1} 
          dengan kata lain, pinggiran dari x adalah upa-string yang keduanya awalan dan juga akhiran sebenarnya dari x.

Contoh 6.   Misalkan x = abacab.
                        Awalan sebenarnya dari x adalah
                                        , a, ab, aba, abac, abaca             
                        Akhiran sebenarnya dari x adalah
                                        , b, ab, cab, acab, bacab
                        Pinggiran dari x adalah
                                        , ab
        Pinggiran  mempunyai panjang 0, pinggiran ab mempunyai panjang 2.

Fungsi Pinggiran (Border Function)
Fungsi pinggiran b(j) didefinisikan sebagai ukuran awalan terpanjang dari P yang merupakan akhiran dari P[1..j]. 

Sebagai contoh, tinjau pattern P = ababaa. Nilai F untuk setiap karakter di dalam P adalah sebagai berikut:

j
1
2
3
4
5
6

P[j]
a
B
A
b
A
a

b(j)
0
0
1
2
3
1

procedure HitungPinggiran(input m : integer, P : array[1..m] of char,
                          output b : array[1..m] of integer)
{ Menghitung nilai b[1..m] untuk pattern P[1..m] }

Deklarasi
  k,q : integer

Algoritma:
  b[1]¬0
  q¬2
  k¬0
  for q¬2 to m do
    while ((k > 0) and (P[q] ¹ P[k+1])) do
      k¬b[k]
    endwhile
    if P[q]=P[k+1] then
      k¬k+1
    endif
    b[q]=k   
  endfor  

Contoh 7:                                           
Teks:     abcabcabd
                Pattern: abcabd

Mula-mula kita hitung fungsi pinggiran untuk pattern tersebut:


j
1
2
3
4
5
6

P[j]
a
b
C
a
b
d

b(j)
0
0
0
1
2
0
                                               
Teks:     abcabcabd
                Pattern:        abcabd
                                                     ­
                                                    j = 3

Kompleksitas Waktu Algoritma KMP
          Menghitung fungsi pinggiran : O(m),
          Pencarian string  : O(n)
          Kompleksitas waktu algoritma KMP adalah O(m+n).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar